Singkawang, Kalbar IndoTimeNews.com Awang Indra Usma selaku Ketua Yayasan Keluarga Besar Puak Melayu Trah Kesultanan Kalimantan Barat, secara tegas menolak Tjhai Chui Mie sebagai ketua harian pelaksanaan pembangunan Masjid Agung Kota Singkawang.
Penunjukan Tjhai Chui Mie (eks Walikota Singkawang) sebagai ketua harian pelaksanaan pembangunan masjid agung kota Singkawang secara keras saya katakan bahwa kami dari Keluarga Besar Puak Melayu Trah Kesultanan Kalimantan Barat sangat menolaknya,” ucap Awang Indra Usma kepada Media IndoTimeNews.com (10/2/2023) di kediaman nya yang terletak di jalan Nusa Baru Kelurahan Tengah Kecamatan Singkawang Tengah.
Terkait penunjukan Ketua harian pelaksanaan pembangunan Masjid Agung Kota Singkawang Kalimantan Barat yang menunjuk Tjhai Chui Mie menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat Kota Singkawang, serta menjadi pembicaran hangat di kalangan khalayak ramai, hal ini juga yang membuat Ketua Yayasan Keluarga Besar Puak Melayu Trah Kesultanan Kalimantan Barat angkat bicara.
Sementara itu di tempat yang sama Mas’ud yang menjabat sebagai Ketua Harian Yayasan Keluarga Besar Puak Melayu Trah Kesultanan Kalimantan Barat juga menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan rapat di Trah Melayu, kemarin pihaknya sudah rapat di Trah Melayu membahas masalah kerena di Trah ini banyak Trah seperti Wan, Tan, Uray dan lain sebagainya.
“Jadi beberapa anggota kami ini kan ada Juga yang ikut dalam rapat dengan pemerintah kemarin jadi ikut rapat mereka memberikan laporan kepada kami berkenan dengan rapat bersama Tjhai Chui Mie kan sekarang menjadi ketua pelaksana harian pembangunan masjid Agung. Jadi apa yang mereka sampaikan bahwa pada saat itu ada pertemuan pada saat itu di kampung Batu, Tjhai Chui Mie minta menjadi Ketua pelaksana harian kepada pak Mastro yang sekarang menjadi PJ walikota Singkawang, setelah mereka bicara pak Mastro bilang tunggulah nanti saya bilang di forum kepada Ustadz-ustadz, Ulama dan tokoh-tokoh Agama sekalian dan diadakan rapat kebetulan anggota kami ikut juga pada saat itu hanya mendengar,” ungkap Mas’ud.
“Jadi rapat itu juga tidak diinginkan, ditolak nama Tjhai Chui Mie di munculkan untuk jadi pelaksana ketua harian, ditolak artinya baik itu para ustadz, para ulama tokoh agama sampai mereka bingung tapi tidak beberapa lama muncul nama Tjhai Chui Mie itu dari statemen pak Mastro yang di Facebook yang di mana di situ lah kami mulai berpikir wah, kenapa bisa seperti ini kalau mau kan bisa di ambil voting di situ jangan sepihak saja yang meng SK kan itukan Yayasan yang terdiri dari beberapa ulama dalam pembangunan Masjid itu,” jelas Mas’ud.
“Bahwa pembangunan masjid harus di bawa keranah masjid,bsetelah kami lihat kami cermati ada tidak terlepas dari unsur-unsur politiknya. Tetap ada maaf ya harus kami katakan karena masjid agung ini sentranya ada di kota Singkawang, dan kenapa sewaktu anda menjadi walikota itu tidak diselaikan. Hanya janji-janjinya, dulu rencananya akan di launching Desember 2022 selesai, itu hanya janji Tjhai Chui Mie sebagai walikota kenapa pada waktu itu anda tidak menjadi ketua pelaksana pembangunan kenapa sudah tidak menjabat sebagai walikota mau menjadi ketua pelaksana harian pembangunan masjid Agung ada apa ini,” ujar mas’ud lagi dengan penuh tanda tanya
“Sekarang beginilah kita bercerita hitungan proyeklah dari bulan Juli 2022 sampai bulan Desember tidak selesai atau wan prestasi dan dicabut kontraknya tidak dipakai ditahun-tahun berikutnya, sekarang dia wan prestasi kenapa dia dipakai lagi, itu tidak masuk akal kita, karena ini bicara dana masjid walau di buat di penghujung tahun sekalipun akan jadi sebuah bangunan masjid kecil apalagi itu masjid besar,” kesalnya.
“Maunya kita, kenapa kita panggil teman-teman media. Kita mau expose dan jikalau tidak menanggapi, kita akan somasi karena somasinya jelas kita bicara masalah kaidah-kaidah Islam karena ini ranah nya Muslim maka kita berikan ke Muslim,” imbuhnya.
Selain itu kita mau tahu juga apa alasan yang paling urgent penunjukkan seorang perempuan sebagai ketua pelaksana harian untuk masjid agung kota Singkawang.
“Apalagi non muslim untuk menjadi pelaksana harian pembangunan masjid Agung itu harus sesuai, sekarang bukan dalam hal darurat, sekarang kita bicara masjid saja darurat pembangunannya, seperti dari pintunya saja, dari pintu yang lama yang dicabut, pindah sana sini. Ini kan namanya pembangunan baru seharusnya perhitungannya juga harus baru kenapa ini tidak. Kita tidak diam, kenapa ini harus di blok up dulu supaya ketua harian pembangunan masjid Agung itu harus diganti,” tutup mas’ud
(Indra)
Editor: Libertus