Jakarta IndoTimeNews.com – Menanggapi dibubarkannya Relawan Ganjar Pranowo Mania (GP Mania) Olen Emanuel Ebenezer ( Bang Noel) sebagai pendiri dan ketua GP Mania menurut Sugeng Menteith Pendiri dan Sekjen Kornas SEGANTARA itu merupakan hak politik setiap warga negara Indonesia. Tetapi secara etika kurang baik apalagi membuat serangan kepada orang yang dulunya didukung.
Sehubungan dengan mundurnya Bang Noel dan pembubaran GP Mania, saya rasa itu lebih baik karena sikap yang ditunjukan selama ini tidak menjiwai sebagaimana mestinya relawan.
Relawan itu memberikan dukungan tanpa pamrih akan tetapi rela berkorban waktu, pikiran, tenaga dan materi demi mendorong orang yang diyakini mampu mewujudkan cita-cita bangsa ini.
Kita bersyukur karena Bang Noel atau Emanuel Ebenezer akhirnya sudah tidak lagi dalam barisan relawan pendukung Ganjar Pranowo. Karena selama ini Bang Noel lebih mirip duri dalam daging di tengah gerakan kerelawanan mendukung Ganjar Pranowo maju sebagai calon Presiden Republik Indonesia tahun depan.
Banyak statement Bang Noel selama ini yang justru membebani bapak Ganjar Pranowo. Maka, dengan hengkangnya Bang Noel dari barisan pendukung Ganjar Pranowo soliditas dan militansi relawan Ganjar Pranowo bukannya mengendur, tapi semakin menguat.
Keputusan Noel mundur dari barisan pendukung Ganjar Pranowo menunjukkan bahwa selama ini dia tidak memberikan dukungan sepenuh hati dan tidak didasari rasa cinta kepada Ganjar Pranowo apalagi kalau terbukti Bang Noel mendukung kandidat lain.
Mundurnya Bang Noel tidak berdampak apa-apa bagi elektabilitas Ganjar Pranowo justru masyarakat menilai bahwa apa yang dilakukan karena adanya pamrih dan tidak bisa dijadikan panutan relawan.
Elektabilitas Ganjar yang kokoh di puncak menjadi bukti bahwa Ganjar Pranowo adalah figur yang diimpikan masyarakat Indonesia sebagai penerus Jokowi. Kinerja Ganjar Pranowo dan gaya kepemimpinannya merakyat. Gagasan-gagasan dan terobosan baru dalam penuntasan masalah sebagai Gubernur di Jawa Tengah dinilai berhasil dan menakjubkan. Inilah yang menjadikan para pecinta Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan mendambakan NKRI rela berjuang tanpa pamrih untuk menjadi relawan.
“Kita meyakini bahwa sosok Ganjar Pranowo yang mampu meneruskan pembangunan Indonesia setelah Presiden Joko Widodo,” yakinnya.
Soal Bang Nuel yang membubarkan organ relawannya saya menduga selain karena merasa tidak mendapat imbalan apa-apa, Bang Nuel sepertinya telah terbujuk rayuan untuk pindah dukungan ke tokoh lain yang menjadi antitesis Ganjar Pranowo, kalau itu benar tentu mencederai sikap dan watak relawan sejati yang tanpa pamrih.
dengan adanya peristiwa ini (pembubaran GP Mania) segenap jajaran Segantara di setiap tingkatan akan bekerja lebih keras lagi mengenalkan figur Ganjar Pranowo pada masyarakat luas diseluruh Indonesia bahkan warga negara Indonesia yang berada di luar negeri.
Serangan negatif dari Bang Noel terhadap Ganjar Pranowo membuat Segantara merasa tertantang untuk semakin memperkuat narasi kebaikan pada diri Ganjar Pranowo.
SEGANTARA berpendapat bahwa tugas kita para relawan adalah mendorong agar bapak Ganjar Pranowo dicalonkan oleh Partai Politik untuk calon Presiden pada pemilu 2024 yang akan datang.
Sikap Ganjar Pranowo yang tidak mau pindah partai politik, bukannya dinilai sebagai penakut atau tidak berani, justru sikap inilah yang seharusnya dilakukan pemimpin. Tidak berambisi tetapi bertanggungjawab terhadap amanah yang diberikan sebagai kader PDI Perjuangan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Peru Artiadi sebagai Korwil Segantara Kalimantan Barat. Menurutnya masyarakat Kalimantan Barat juga mendambakan sosok Ganjar Pranowo karena dinilai berhasil dalam memimpin Jawa Tengah. Masyarakat Kalimantan Barat mengenal sosok Ganjar Pranowo melalui media televisi, media sosial maupun cerita para pelajar dan mahasiswa dari Kalimantan Barat di Jawa Tengah.
“Tak apa-apa Emanuel Ebenezer hengkang, kami SEGANTARA tetap solid dan konsisten, mati satu tumbuh seribu,” pungkas Peru Artiadi.
(Libertus)