SANGGAU, KALBAR IndoTimeNews.com – Kolaborasi Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Anggota Komisi IV DPR RI Yessi Melania dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) kenalkan kebaikan Sawit di Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Pada Sabtu 25 Februari 2023.
Sawit Baik dikenalkan melalui kegiatan Bimbingan Teknis Sawit Baik dengan tema Membangun UMKM Berdaya Saing dengan Memanfaatkan Kebaikan Kelapa Sawit dan Optimalisasi Teknologi Digital.
Pada kegiatan yang digelar di Emerald Hotel, Sanggau, hadir sebagai pembicara kunci secara virtual Anggota Komisi IV DPR RI Yessi Melania. Juga hadir secara virtual Kepala Divisi UKMK BPDPKS Helmi Muhansyah.
Narasumber lainnya adalah Ketua Umum ASPEKPIR Setiono, Ketua Pembina Kebun Edukasi Petani Sawit Milenial Aspekpir Kalbar dan Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Tanjung Pura Dr.Ir.Ganjar Oki Widhanarto S.Hut, M.Sc, IPU.
Pada kesempatan tersebut, Yessi Melania yang juga anggota DPR RI dari Fraksi Nasdem memberikan apresiasi atas terjalinnya kemitraan antara BPDPKS dan Komisi IV DPR RI sehingga kegiatan Bimbingan Teknis Sawit baik dapat hadir menyata masyarakat di Kabupaten Sanggau. Dia juga memuji ASPEKPIR yang siap berkolaborasi sehingga bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan melalui bimtek ini.
Pada acara yang dihadiri para peserta dari kalangan petani kelapa sawit di Sanggau tersebut, Yessi menjelaskan jika Kalimantan Barat adalah salah satu daerah penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia. “Kelapa Sawit adalah sektor perkebunan yang tidak pernah turun,” katanya.
Dia menjelaskan minat masyarakat menanam kelapa sawit di Kalimantan Barat sangat tinggi. Bahkan meskipun harga kelapa sawit turun, perkebunan kelapa sawit terus meningkat di daerah ini.
Kepala Divisi UKMK BPDPKS Helmi Muhansyah yang hadir secara virtual mengatakan BPDPKS memiliki peran untuk menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana yang berasal dari pungutan ekspor produk kelapa sawit Indonesia.
Dia menjelaskan banyak produk-produk yang dihasilkan dari pohon kelapa sawit baik sektor hulu maupun hilirnya. BPDPKS, katanya, akan terus mendorong pengembangan produk-produk kelapa sawit berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat.
Seperti tujuannya, BPDPKS didirikan untuk menjalankan kebijakan pemerintah dalam program pengembangan sawit berkelanjutan melalui penghimpunan, pengembangan, dan penyaluran dana sawit yang terpadu dan tepat guna, secara profesional dan akuntabel.
Ketua Umum ASPEKPIR Setiyono menjelaskan sejarah panjang pengembangan kelapa sawit di Indonesia, termasuk pengembangan kelapa sawit pola PIR (Perusahaan Inti Rakyat) yang dinilai memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat, bahkan ia menyayangkan program PIR sudah dihapus oleh Pemerintah.
Dampak positif pola pengembangan PIR kelapa sawit antara lain mampu membuka isolasi wilayah, membangun ekonomi daerah, pengurangan kemiskinan, membuka lapangan pekerjaan, membangun daerah pelosok, terbelakang dan tertinggal dan berdampak luas bagi sosial dan ekonomi lainnya.
Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Tanjung Pura Dr.Ir.Ganjar Oki Widhanarto S.Hut, M.Sc, IPU mengatakan sangat penting bagi Indonesia untuk mengembangkan kelapa sawit berkelanjutan.
Dia menjelaskan pembangunan Perkebunan kelapa sawit berkelanjutan atau Sustainable Palm Oil merupakan kewajiban yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya memelihara lingkungan, meningkatkan kegiatan ekonomi, sosial dan penegakan peraturan perundangan Indonesia di bidang perkelapa-sawitan.
“Penerapan kewajiban kebun sawit yang berkelanjutan ini ditandai melalui peluncuran Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO),” katanya.
(Libertus)