Semburan Lumpur yang Terjadi di Pondok Pesantren Nurul Amaliyah, Kejadian yang Kesekian Kalinya, ini Penjelasan Pihak Polres Mempawah

  • Bagikan
Foto: Kapolres Mempawah di dampingi Kasat Reskrim Polres Mempawah IPTU Robin Talib, S.Tr.K., saat melakukan cek ke lokasi Kejadian

MEMPAWAH IndoTimeNews.com – Terjadinya semburan lumpur mirip lumpur Lapindo di Pondok Pesantren Nurul Amaliyah Desa Wajok Hilir, Kecamatan Jongkat, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalbar, pada Senin (8/5/2023).

Menurut Kapolres Mempawah melalui Kasat Reskrim Polres Mempawah IPTU Robin Talib, S.Tr.K., mengatakan bahwa ini bukan kali pertamanya kejadian tersebut.

“Ini merupakan kejadian yang sudah pernah terjadi sebelumnya. Kejadian ini adalah kejadian kesekian kalinya akibat dari pembuatan sumur bor,” kata Robin.

Peristiwa semburan yang merusak dinding dan atap salah satu bangunan pondok pesantren tersebut sempat direkam warga dan menjadi viral di sejumlah media sosial dan WhatsApp.

Robin Talib mengatakan, semburan lumpur bermula saat pihak pesantren hendak membuat sumur bor untuk kebutuhan air bersih santri dan santriwati.

Pihak pesantren meminta pihak ketiga untuk melakukan pengerjaan pengeboran tanah untuk pembuatan sumur bor tersebut.

Sebagai informasi, Ponpes Nurul Amaliyah memiliki 400 santri dan santriwati yang tinggal di asrama sehingga memerlukan sumber air untuk keperluan sehari-hari.

“Atas kebutuhan air itu, pihak ponpes membuat sumur bor,” jelasnya.

“Setelah di lakukan pengeboran tanah, dan sudah mencapai di kedalaman 40 meter, terjadi ledakan di sertai percikan api, kemudian terjadi semburan lumpur dan pasir,” ucapnya.

Pihaknya sudah turun ke lokasi untuk melakukan assesmen.

Kasat Reskrim Mempawah itu mengatakan, peristiwa semburan lumpur panas ini merupakan yang ke tiga kalinya.

“Kejadian pertama kalinya pada tahun 2003, kejadian yang kedua pada tahun 2006. Dan di tahun 2023 merupakan kejadian yang ketiga kalinya,” paparnya.

“Semburan berlangsung kurang lebih selama satu jam dan tidak ada korban jiwa,” ucapnya.

Maka dari itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengetahui apakah daerah tersebut ada potensi gas alam.

“Kita juga sudah memberikan arahan kepada pihak ponpes. Apabila semburan ini muncul lagi dalam intensitas yang lama, penghuni pondok dapat di ungsikan ke tempat yang aman,” ucapnya.

Ia juga mengatakan bahwa di tempat kejadian sudah kita pasang garis polisi (Police Line).

  • Bagikan