BENGKAYANG, IndoTimeNews.com – Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis menghadiri acara peringatan hari lingkungan hidup sedunia, acara berlangsung lancar.
Bertempat di halaman Kantor Rektorat Institut Shanti Shanti, pada
Senin 10 Juni 2024.
Adapun yang hadir Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis, Dandim 1209/Bky yang diwakili kasi ops, Kapolres Bengkayang yang di wakili Kabag PSDM IPTU. Selamet, tokoh agama katolik Romo Eugene, CSE, Para Kepala Desa Se-Kabupaten Bengkayang ada juga tokoh Lingkungan hidup Damianus Nadu dan Dosen serta mahasiswa Institut Santi Buana, menanam pohon dalam rangka memeriahkan hari lingkungan hidup sedunia.
Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis menyampaikan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai berikut, dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup sedunia, ini merupakan keputusan majelis umum PBB pada tahun 1972 saat konferensi Stockholm.
“Hingga kini dalam peringatannya secara mendunia, pusat peringatan hari lingkungan hidup dunia dimandatkan kepada satu negara yang ditunjuk untuk tahun 2024 ini Kerajaan Arab Saudi menjadi tuan rumah hari lingkungan hidup sedunia 2024 dengan tema “land restoration, desertification, and drought resilience (restorasi lahan, penggurunan dan ketahanan terhadap kekeringan)” dengan slogan “our land, our future generation restoration,” kata Darwis Bupati Bengkayang.
Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis juga mengatakan Kabupaten Bengkayang, sebagaimana tema dari UNEP, untuk hari lingkungan hidup tahun 2024 difokuskan pada kegiatan pemulihan lahan, Pengendalian Desertifikasi, dan ketahanan terhadap kekeringan.
“Dimana hasil keputusan Presidensi G20 telah menghasilkan adopsi global land restoration initiative yang sangat penting mengingat bahwa dunia menghadapi triple planetary krisis yang semakin intens yakni krisis perubahan iklim, krisis kerusakan alam dan kehilangan biodiversitas, serta krisis polusi dan limbah,” ucap Darwis Bupati Bengkayang.
Selanjutnya untuk Pemulihan lingkungan merupakan kunci dalam membalikkan arus Degradasi Lahan, dan dapat sekaligus meningkatkan mata pencaharian, mengurangi kemiskinan, dan membangun ketahanan terhadap cuaca ekstrim. Pemulihan juga bisa meningkatkan penyimpanan karbon dan memperlambat proses ataupun dampak akibat perubahan iklim pemulihan dari degradasi lahan sangat penting titik lahan menjadi ruang hidup manusia, menyediakan makanan, pakaian, dan tempat perlindungan. Lahan mendukung perekonomian, kehidupan, dan mata pencaharian.
Maka daripada itu untuk ini perlu ditingkatkan ambisi dan investasi dalam upaya pemulihan lingkungan, memberikan momen terobosan besar, bagi perbaikan lahan, sebagai upaya untuk mengatasi kekeringan pemulihan berkaitan langsung dengan upaya penyelesaian krisis iklim dalam upaya penyelesaian krisis iklim inovasi dan prinsip keadilan memegang peran penting.
Dengan melalui investasi dalam pemulihan lahan dan ketahanan terhadap kekeringan, kita tidak hanya mengatasi masalah degradasi lingkungan, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam mitigasi perubahan iklim. Restorasi lahan, selain menghasilkan manfaat ekosistem yang signifikan juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan keberlanjutan sosial kesejahteraan masyarakat.
Namun, pendekatan ini juga harus didasarkan pada prinsip keadilan memastikan bahwa manfaatnya dirasakan oleh semua pihak, termasuk komunitas lokal dan masyarakat adat di sisi yang lain, inovasi teknologi dan kebijakan yang inklusif secara bersama-sama akan dapat menciptakan solusi yang berkelanjutan atas krisis iklim, sambil memastikan kesejahteraan bagi semua pihak yang terlibat.
Saudara-saudara di seluruh penjuru tanah air, Indonesia melalui enhatched nationally determinate contribution (ENDC) telah meningkatkan ambisinya dalam komitmen pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK).
Semula target penurunan emisi gas rumah kaca Indonesia dengan kemampuan sendiri adalah 29%, menjadi 31,89% pada endc, sedangkan target dengan kerjasama internasional sebesar 41% naik menjadi 43,20% pada endc. Peningkatan target tersebut dengan pertimbangan mendalam dari kebijakan sektoral terkait, terutama FOLU Net-sink 2030, Dekarbonasi, JETP, CCS, percepatan penggunaan kendaraan listrik, kebijakan B40 peningkatan aksi sektor limbah seperti pemanfaatan sludge IPAL, serta peningkatan target pada sektor pertanian dan industri.
“Dari tahun ke tahun, capaian pengurangan emisi Indonesia terus meningkat titik tahun 2014 dan 2015 tidak ada pengurangan emisi yang terjadi justru penambahan emisi titik dalam catatan sejak 2010 hingga 2015 dan 2019, terjadi pengurangan emisi yang cukup fluktuatif. Pada kurun waktu 2020-2022 terjadi pengurangan emisi yang signifikan dan menjadi relatif stabil,” imbuhnya.